Sunday, April 12, 2009

Lahirnya Betara Kala

Sumber Cerita diambil dari : "Lontar Tatwa Kala"
Pada Suatu hari ketika Betara Siwa sedang jalan-jalan dipinggir pantai, melihat Dewi Uma pakianya bagian bawah diembus angin yg kencang, Angin itu dibuat oleh Batara Baruna penguasa laut, Akibat dari angin yg kencang menyebabkan bagian sensitif kelihatan samar-samar mengundang birahi / nafsu Betara Siwa Tri Netra, lantas Batara Siwa mengeluarkan ilmu agar Dewi Uma mau melakukan patemon layak sensor, namun Dewi Uma menolak, karena prilaku yang demikian tidak sesuai dengan prilaku dewi –dewi di Kahyangan, akibat tidak dapat menahan nafsu akhirnya air mani ( kama ) meleleh menetes sampai kelaut.

Kemudian dijumpai oleh Batara Brahma & Wisnu lalu dibinanya dan dirawatnya terus dipuja dgn "JAPA MANTRA" Kemudian benih itu lahir menjadi Raksasa yg hebat dan terus menggeram – geram menanyakan siapa ayah dan siapa ibunya, kemudin oleh Batara Barahma & Wisnu diberitahu sil-silahnya, Ayahnya bernama Batara Siwa dan Ibunya Dewi Uma, dan tinggal di Siwa Loka, lalu Raksasa itu pergi ke Siwa Loka menghadap Batara Siwa dan Dewi Uma, dan meminta agar diakui sebagai putranya dan memohon Wara Nugraha, apa yang pantas dimakannya, sebelum diakui sebagai putranya dan dianugrahi Betara siwa meminta taring yg panjang itu dipotong terlebih dahulu, agar dapat melihat wajah ayah dan ibunya yg seutuhnya.

Petunjuk Batara Siwa diikuti oleh Raksasa itu, setelah taring dipotong barulah Raksasa itu dapat melihat wujud Batara Siwa dan Uma seutuhnya, sejak itulah Raksasa diberi gelar “Batara Kala” dan tidak ada kesaktian yg dapat mengalanginya dan Batara Kala diberi anugerah boleh memakan orang yg lahir di Tumpek Wayang, tujuannya anugerah itu untuk memperingati hari lahirnya Batara Kala sendiri.
Kebetulan Batara Rare Kumara adalah putra Batara Siwa hasil perkawinan dgn Dewi Uma yang sama-sama lahir di Tumpek Wayang, karena lahirnya disamai oleh adiknya sendiri, Batara Kala jadi sangat marah, sesuai dengan anugerah Batara Siwa kepadanya, Batara Kala memohon untuk memakan adiknya Batara Rare Kumara.

Tetapi Batara Siwa masih menangguhkan, karena adiknya masih kecil, kelak sudah besar baru boleh dimakan, hampir setiap hari Batara Kala memohon agar Batara Rare Kumara cepat besar untuk bisa dimakan, namun Batara Siwa pintar dipastu agar Batara Rare Kumara tetap menjadi anak-anak ( Rare ) agar tidak bisa dimakan oleh Batara Kala, tetapi tipu muslihat Batara Siwa diketahui oleh Batara Kala , kemudian Batara Kala emosi , dengan sikap yg arogansi Batara Rare Kumara dikejarnya mau dimakan, tatkala itu dilihat oleh Batara Siwa pada waktu Tumpek wayang, lantas Batara Siwa berkata: "Hai anakku jangankan adikmu orang tuamu boleh kau makan asalkan kau bisa menjawab pertanyaan orang tuamu", karena pertanyan terlalu banyak sehingga kehabisan waktu dan sudah sore, sehingga Batara Kala tidak bisa memakan adiknya, ayahnya serta ibunya karena waktu sudah lewat (sore).

Batara Kala tambah marah merasa dibohongi kemudian adiknya Rare Kumara dikejar mau dimakan, dalam pengejaran batara rare selalu dapat lolos, akhirnya Batara Rare Kumara bersembunyi dibawah gender wayang yang sedang ditabuh oleh juru gender untuk mengiringi Ki Dalang ngewayang, pada saat itu Batara Kala datang juga disana dalam keadaan tergesa-gesa serta disertai kehausan dan lapar, banten yang ada di tempat ngewayang dimakan oleh Batara Kala, dilihat oleh Ki Dalang, terjadilah dialog dgn dalang disuruh ganti rugi namun Batara Kala menolak, biar tidak terjadi openi berkepanjangan, yg mana bisa meruncing masalah maka Batara Kala memberi anugerah kepada Ki Dalang untuk melakukan, melaksanakan pengelukatan Wayang Sapu Leger bagi anak yg lahir di Tumpek Wayang.

Oleh karena itu jika Putra / Putri yg lahir di Tumpek Wayang wenang mebasuh /melukat dgn tirta Wayang Sapu leger jika tidak dibayuh atau ditebus anaknya nanti ambeknya gede. katanya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.